Pop! Pop!
Pop!
Letupan kecil dari berondong jagung yang kubuat mulai terdengar.
Pop! Pop! Pop!
Kian riuh terdengar pertanda hampir saji.
Pop! Pop!
Pop!
Letupannya mereda.
Wanginya menyeruak ke seluruh ruangan seolah mengatakan mereka siap disantap.
Manis.
Gurih.
Rasa yang sedari tadi kubayangkan selama menantinya.
Letupannya kini berpindah.
Di dalam perut lalu menjalar menuju bagian dadaku.
Mentransfer rasa bahagia dalam memoriku.
Andai semua letupan berakhir manis seperti ini.
Mungkin berondong jagung bukan satu-satunya yang selalu kunantikan di akhir pekan.
Kini letupannya berakhir di indra penglihatanku.
Membuat bayangan samar.
Menjalar menjadi isak.
Ah, letupan lain yang kunanti entah sejak kapan
Akhirnya berakhir hari ini.
Semoga.
Ini letupan terakhir.
Yang dapat kunikmati manisnya.
Rasanya gurih.
Persis berondong jagung yang baru saja kunikmati.
Terima kasih.
Kau makanan ringan kesukaanku mulai hari ini.
Kuharap rasamu tak kan berubah di lain waktu.
Kuharap kau satu-satunya yang dapat kuandalkan di tiap akhir pekan.
Tak apa jika sekarang tak semua berhasil meletup.
Sengaja tak kuoyak.
Agar masih ada alasanku untuk meracikmu lagi nanti.
Ayo, bertemu lagi.
Terima kasih,
Pelega dahagaku.
-dari gadis yang mulai menikmati suara letupan berondong jagung.